Sabtu, 05 Desember 2009

*Mengenang Metropolitanku Tempo Doeloe

Tak Ada Lagi Ambon di Kampoeng Baroe

DULU menjadi Ambon Kamp dan dinamakan Kampoeng Baroe. Pada tahun 1930-an, inilah perkampungan orang-orang Ambon di Makassar.

ARINI NF
Makassar

TAK hanya Kampung Melayu, Arab, India, Wajo, Butung dan masih banyak lagi perkampungan yang ada di Makassar. Salah satunya perkampungan orang-orang Ambon yang terletak di sepanjang Jalan Somba Opu, Jalan Bau Massepe, Jalan Ali Malaka, hingga Kampung Mariso. Namanya Kampoeng Baroe.
Itu di zaman Belanda. Namun, untuk saat ini, penduduk Kampoeng Baroe lebih didominasi Tionghoa.
Sejarawan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Makassar, Mohammad Natsir, menjelaskan, orang-orang Ambon berada di Kampoeng Baroe setelah menjadi tawanan Belanda. Semula mereka berada di dalam Fort Rotterdam.
"Sebenarnya Kampoeng Baroe itu hanyalah toponim pada masa itu. Kenapa? karena sudah banyak perkampungan yang ada sebelumnya dan kemudian terletak di sebelah selatan bangunan benteng, makanya disebut sebagai Kampoeng Baroe," jelas Natsir, di ruang kerjanya, Kamis, 23 Juli.
Memasuki tahun 1950-an kemudian banyak Tionghoa yang bermukim di kampung ini. Sementara orang-orang Ambon mulai tergeser.
Di masa pemerintahan Walikota Makassar, M Daeng Patompo, Kampoeng Baroe mengalami penataan. Termasuk Jalan Somba Opu yang dijadikan sebagai salah satu nadi ekonomi di metropolitan ini.
Sebelum ditata, Kampoeng Baroe juga pernah menjadi tempat permukiman militer dan pusat pelatihan baris berbaris.
Pusat-pusat militer berada di sepanjang Haji Bau Bau, Jalan Cenderawasih, Jalan Sungai Tangka, serta Jalan Rajawali. Sedangkan kawasan Losari dijadikan sebagai tempat latihan baris berbaris militer.
"Untuk nama, sejak dulu tak ada perubahan. Kawasan ini tetap bernama Kampung Baru. Penghuninya saja yang berbeda," terang Natsir. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

© aReeNii, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena